SUARA INDONESIA PROBOLINGGO

2 Tahun Lagi TPA Sampah Kota Probolinggo Overload, Rencana Bakal Ada Perluasan

Lutfi Hidayat - 21 July 2023 | 19:07 - Dibaca 2.93k kali
Peristiwa Daerah 2 Tahun Lagi TPA Sampah Kota Probolinggo Overload, Rencana Bakal Ada Perluasan
Gunungan sampah di TPA Jalan Anggrek Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. (Foto: Lutfi Hidayat/Suaraindonesia.co.id).

PROBOLINGGO, Suaraindonesia.co.id - Pengelolaan sampah menjadi masalah klasik hampir setiap daerah di Indonesia. Tak peduli di kawasan ibu kota maupun kota kecil dan berkembang, sampah selalu "bikin pusing" pemerintah daerah.

Seperti penelusuran jurnalis Suaraindonesia.co.id di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kota Probolinggo yang berada di Jalan Anggrek Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan. Di lahan sekitar 4 hektare (ha) aset Pemkot Probolinggo yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup (DLH) itu, tumpukan sampah semakin tinggi menggunung.

Di tempat itu, ada dua sel atau bak berukuran jumba TPA sampah. Di sisi barat sel/bak sampah sudah setinggi sekitar 10 meter, sedangkan sel/bak sampah sisi timur meninggi sekitar 8 meter.

Pantauan jurnalis Suaraindonesia.co.id pada Jumat siang (21/07/2023) di TPA itu, tampak aktivitas 1 unit alat berat kendaraan loader sedang mendorong tumpukan sampah ke sisi paling atas gunungan. Di sampingnya, banyak pemulung yang mengais sampah untuk dirupiahkan.

Perlu Peluasan TPA

Dikonfirmasi terkait kondisi lahan TPA yang semakin menyempit, Plt. Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, Rachma Deta Antariksa, membenarkan jika sel/bak sampah di TPA Jalan Anggrek semakin penuh.

"Dua tahun ke depan, perlu perluasan atau penuh," ungkapnya.

Wacana memperluas sel/bak TPA sampah sempat bergulir, hanya saja hal tersebut perlu banyak pertimbangan. Sebab, lahan aset yang telah bersertifikat Pemkot Probolinggo di kawasan itu, sebagian besar lahannya telah dimanfaatkan warga.

Sebagian di sisi utara dimanfaatkan warga sebagai tambak, sedangkan di sisi selatan dan timur banyak warga yang memanfaatkannya sebagai permukiman dan tempat usaha. Total lahan aset milik Pemkot Probolinggo di kawasan itu sekitar 15 hektare (ha).

"Kami akan memulai membuat sel baru. Tapi geser ke utara ada pemanfaatan tambak oleh warga, di sisi selatan ada permukiman warga," terang Deta—sapaan akrab pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dispopar Kota Probolinggo ini.

Kembali soal sampah yang diprediksi 2 tahun lagi bakal overload, Deta menyebut TPA Pemkot Probolinggo menerima sekitar 70 ton sampah per-hari. 

Puluhan ton sampah itu diangkut menggunakan 17 unit armada truk dan pikap sampah dari sejumlah TPS dan pasar tradisonal serta bak-bak sampah di Kota Probolinggo.

"Dominan sampah pasar dan rumah tangga. Sampah elektronik tidak terpengaruh (tidak banyak, red)," jelasnya.

Sebagai informasi, pengelolaan sampah oleh DLH Kota Probolinggo di TPA menggunakan sistem sanitary landfill dengan cara menumpuk sampah di lahan cekung, kemudian dipadatkan dan ditimbun dengan tanah.

Daur Ulang Sampah

Upaya daur ulang (recycle) sampah terus dilakukan. Sampah-sampah di TPA dipilah dan diolah menjadi berbagai produk baik untuk skala industri maupun rumah tangga.

DLH Kota Probolinggo mengolah sampah plastik dengan cara dicacah menjadi biji plastik. Sebagian lain diolah menjadi paving block yang bisa digunakan untuk bahan jalan di permukiman atau rumah-rumah warga.

Sampah juga diolah menjadi briket campuran batu bara yang dapat berfungsi sebagai bahan bakar industri. Sedangkan sampah organik diolah kembali menjadi pupuk kompos untuk pertanian.

"Kami lakukan upaya recycle, berencana membuat briket untuk campuran batu bara. Nanti itu bisa jadi bahan bakar industri seperti di PLTU. Juga ada yang dibuat paving block dan kompos," terang Deta.

Bagi masyarakat, DLH Kota Probolinggo juga gencar lakukan sosialisasi pengurangan sampah. Warga diimbau agar memilah sampah menggunakan sistem 3M, yakni mengurangi sampah, menggunakan kembali tempat/wadah yang berpotensi menjadi sampah jika tak terpakai dan mendaur ulang sampah menjadi berbagai karya atau produk bernilai ekonomis.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya