SUARA INDONESIA PROBOLINGGO

Jual Beli Burung Kenari, Bikin Pemuda Probolinggo Raup Pendapatan Melebihi UMK

Lutfi Hidayat - 14 November 2023 | 09:11 - Dibaca 9.70k kali
Features Jual Beli Burung Kenari, Bikin Pemuda Probolinggo Raup Pendapatan Melebihi UMK
Aden Idrus, pemuda asal Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, saat merawat burung Kenari. (Foto: Lutfi Hidayat/Suara Indonesia)

PROBOLINGGO, SUARA INDONESIA - Bekerja yang sejalan dengan hobi tentu sangat menyenangkan. Selain hobi bisa tersalurkan, pundi-pundi rupiah pun terus mengalir ke kantong setiap bulannya.

Seperti yang dilakukan seorang pemuda asal Kelurahan/Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, Jawa Timur, Aden Idrus (23), yang sukses dalam bisnis jual beli burung kenari lokal.

Pemuda yang tinggal di RT 02/RW 02 Kelurahan Wonoasih ini, merupakan siswa lulusan 2019 SMKN 2 Kota Probolinggo. Pascalulus sekolah, ia pernah mencoba berbagai macam pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan.

"Saya pernah ikut bengkel, pernah jadi pengemudi ojek online juga. Terakhir saya kerja jadi buruh pabrik di Malang," ungkap Aden, Selasa (14/11/2023).

Saat baru bekerja menjadi buruh pabrik di awal 2020, Aden Idrus harus kehilangan pekerjaannya karena PHK massal. "Pas baru kerja, eh sudah di-PHK, karena ada pengurangan karyawan. Dampak Covid-19," imbuhnya.

Sejak kena PHK itu, Aden lalu kembali menekuni hobinya memelihara burung berkicau. Awal memulai, dia memelihara burung lokal berukuran kecil jenis Pleci atau Zosterops yang merupakan anggota burung berkicau dari famili Zosteropidae.

Penghasilan antara Rp 100 - Rp 200 ribu ia dapatkan dari setiap burung Pleci yang terjual. Usaha jual beli burung ini pun berkembang, saat salah seorang teman dekat ayahnya, menawarkan Aden untuk menjualkan tujuh ekor burung Kenari.

Burung Kenari dengan nama latin Serinus Canaria, dikenal memiliki corak warna menyala bervariasi. Burung berukuran sedang ini pun memiliki suara merdu sehingga sangat banyak peminatnya.

Tingginya minat orang memelihara burung Kenari, membuat Aden dengan mudah menjual habis seluruh burung yang dititipkan kepadanya.
Dari komisi-komisi penjualan itulah, kemudian Aden memberanikan diri memborong banyak burung Kenari di daerah Probolinggo dan Pasuruan. 

Pasar Probolinggo-Pasuruan ia jajaki dalam dua tahun. Kemudian merambah pasar daerah Malang, karena banyaknya bahan/bakalan burung Kenari berusia muda dengan kualitas bagus dan harga jauh lebih murah di daerah tersebut.

"Beralih ke Malang satu tahunan ini, karena bahan lebih banyak, harga selisih antara Rp 20-30 ribu per-ekor, kualitasnya lebih bagus dibanding Probolinggo dan Pasuruan," terang Aden.

Untuk penjualan burung Kenari, Aden memanfaatkan media sosial Facebook dan Instagram. Sebagian lainnya, pembeli datang langsung ke rumahnya. 

Ia juga melayani pengiriman dalam dan luar kota. Pembeli asal Surabaya, Lumajang dan Sidoarjo juga pernah dilayaninya, meski umumnya lebih banyak pembeli dari Kota dan Kabupaten Probolinggo.

Aden menyebut, peminat burung Kenari tergantung selera. "Pemula asal bunyi gacor. Pilihan warna yang romeo/cokelat, starblue/keabu-abuan, ijo botol. Banyak dipilih karena lebih mudah perawatan, burung lebih pintar, lebih cepat bunyi," jelasnya.

Sedangkan untuk pemain lama atau penghobi burung Kenari, lebih banyak memilih warna panda, kuning bon, putih pocong, warna orange sunkist atau kuning kepodang. Burung dengan warna tersebut perlu perawatan ekstra, agar hasilnya maksimal.

Aden menjual burung Kenari dengan harga variatif, tergantung jenis dan warnanya. Warna gelap jenis Kenari loka dijual Rp 150 ribu, warna cerah loper Rp 200 ribu, sedangkan warna panda dan putih Rp 250 ribu. Semua harga tersebut juga disesuaikan dengan kualitas burung Kenari baik dari postur maupun ukuran.

Menariknya, yang membuat banyak pelanggan datang terutama pemula, karena Aden Idrus hanya menjual burung Kenari jantan. Sedangkan jika ada pelanggan yang kedapatan memilih betina, bisa ditukar burung lain dengan tipe dan harga yang sama.

"Rata-rata yang dijual jantan. Saya kasih garansi jika betina boleh ditukar. Asal burung dalam kondisi sehat seperti awal beli di sini. Kalau kondisinya berubah, saya potong harga tapi tetap bisa tukar yang jantan," ucapnya.

Pendapatan dari hasil jual beli burung Kenari ini pun rupanya cukup menjanjikan. Dalam sebulan, Aden meraup keuntungan setara bahkan melebihi Upah Minimum Kota (UMK) setempat.

"Kalau pasar Kenari standar sebulan dapat Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta. Kalau lagi ramai bisa Rp 5 juta sampai Rp 6 juta," ujarnya.

Aden menambahkan, untuk memulai usaha jual beli burung Kenari, tidak harus sering juara kompetisi burung kicau. Meskipun raihan juara itu dapat mendongkrak hasil penjualan. 
Yang terpenting menurutnya, adalah perilaku jujur sebagai penjual dan memiliki banyak jaringan sesama penghobi burung Kenari. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya