PROBOLINGGO, Suaraindonesia.co.id - Kegaduhan mewarnai razia gabungan Satpol PP, TNI dan Polri dalam penertiban PKL dan parkir liar di kawasan Alun-alun Kota Probolinggo, Selasa siang (5/2/2023).
Massa dari LSM Pemuda Pancasila dan paguyuban PKL menolak ditertibkan aparat.
Sebelumnya kawasan Alun-alun direvitalisasi oleh DPRD Kota Probolinggo, beberapa fasilitas umum seperti kawasan pujasera sebagai pusat kuliner dibangun di tempat tersebut, sayangnya hingga saat ini bangunan berlantai dua tersebut belum berfungsi penuh.
Sejak diresmikan pada 8 April 2023, kawasan di lantai 2 pujasera ini tampak sepi dari para pedagang dan pengunjung.
Meski pun telah disiapkan area pujasera untuk berjualan, namun masih banyak PKL yang tetap berjualan di ruang terbuka hijau sisi barat bagian selatan Alun-alun kota.
Banyaknya PKL dan parkir liar itu membuat Satpol PP Kota Probolinggo berupaya melakukan penertiban yang berujung penolakan dan adu mulut.
Para PKL dan parkir liar menolak ditertibkan karena beralasan Pemkot Probolinggo tebang pilih terhadap masyarakat.
"Kita kenapa digusur. Jika memang mau ditertibkan ayo kita tertibkan bersama, semuanya. Jangan tebang pilih," ujar Ketua Paguyuban PKL Kota Probolinggo, Munadi kepada Suaraindonesia.
Suasana sempat memanas karena kedua belah pihak tersulut emosi, bahkan PKL sempat menantang adu kekerasan terhadap Kasatpol PP, Pujo Agung Satrio.
"Ayo kamu duel dengan saya," tantang Munadi dengan berbahasa jawa.
"Kita di sini jualan sudah bertahun-tahun pak bukan baru sebulan - dua bulan, kenapa kita ditertibkan. Jika memang ditertibkan ya harus ada kebijakan lain untuk kita. Kita di sini cari makan, cari sesuap nasi pak," timpal PKL lainnya.
Emosi para PKL mereda setelah petugas mau menuruti kemauan PKL untuk menertibkan seluruh PKL tanpa tebang pilih.
Sementara bagi para parkir liar, petugas menegaskan jika kawasan parkir di seluruh wilayah Kota Probolinggo harus dikelola sepenuhnya oleh Dinas Perhubungan.
"Sudah jelas ya di Perda jika parkir di wilayah kota ini harus di bawah naungan Dinas Perhubungan. Jika ada oknum selain yang berseragam parkir resmi pemerintah, ya kita anggap itu pungli," tegas Kasat Pol PP, Pujo Agung Satrio.
Kisruh penertiban PKL dan parkir liar berlangsung sekitar satu jam, Satpol PP akhirnya berhasil memaksa para pedagang dan petugas parkir liar menyingkir dari kawasan tersebut.
“Kami datang ke sini secara humanis, tidak langsung mengusir dan menyita. Kami di sini memperingatkan jika anda tidak ingin barang dagangan anda disita, silahkan berkemas dan segera tinggalkan daerah ini. Ini akan terjadi hari ini, besok dan seterusnya, "pungkas Pujo.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi