PROBOLINGGO - Saat sebagian petani tembakau berkutat dengan perawatan tembakau yang mereka tanam, masih ada sebagian petani yang baru melakukan sesi tanam bahkan ada yang baru menyiapkan lahan dan bibit.
"Mereka yang tanam tembakau lebih awal itu karena hanya tanam padi satu kali, sementara saya tanam dua kali," sebut Hidayat (27) petani asal desa Patemon, Kecamatan Krejengan, Senin (25/07/2022).
Meski menikmati hasil panen padi dua kali, sekarang mereka dihadapkan pada harga bibit tembakau yang mengalami kenaikan harga signifikan.
Saat ini 1.000 batang bibit dihargai Rp. 80 - 90 ribu, padahal saat awal musim tanam harganya berkisar Rp. 35 - 50 ribu.
"Itu karena sekarang kesulitan mencari bibit tembakau di daerah sini. meski ada, bibitnya sudah tua," terang Hidayat.
Ia menambahkan untuk mengatasi mahalnya harga bibit tembakau di Kabupaten Probolinggo ada sebagian petani yang memesan bibit dari Kabupaten Situbondo karen harganya relatif lebih murah.
"Petani di sini ada yang memesan bibit dari Asembagus, Situbondo harganya sekitar 60 ribu rupiah per-seribu batang," ucapnya.
Biasanya para tengkulak bibit akan mengumpulkan pesanan cukup banyak terlebih dahulu, baru kemudian akan melakukan pembelian ke Situbondo.
"Setiap seribu bibit saya hanya mengambil upah 5 ribu rupiah, kalau saya beli sedikit ke Situbondo kan tidak bisa menutupi biaya transportasi ke sana," aku Budi (48) petani sekaligus tengkulak bibit tembakau.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Iwan Setiawan |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi