PROBOLINGGO - Intensitas hujan tinggi pada musim tanam tahun ini membuat petani tembakau di Kabupaten Probolinggo gundah.
Selain kondisi tanaman tembakau berisiko rusak bahkan mati, harga jual tembakau saat panen nanti juga menjadi beban di benak kaum tani.
Menanggapi hal itu Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Ahmad Mudzakir mengimbau masyarakat tani tetap optimis mengenai harga jual, namun ia juga tidak bisa memprediksi harga jual tembakau nanti.
"Untuk harga, tidak ada yang bisa memprediksi atau mengira-ngira. Harga tembakau yang menentukan adalah pihak pabrikan," ungkapnya Jumat (17/06/2022).
Mudzakir menambahkan, dirinya memaklumi kegusaran para petani. Ditambah pemerintah juga bakal mencabut subsidi pupuk jenis ZA yang biasa dipakai saat perawatan tembakau.
Oleh sebab itu ia berharap pemerintah terutama Pemerintah Kabupaten Probolinggo memperhatikan kebutuhan petani.
"Salah satu contohnya pemerintah bisa mendiskusikan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk mensubsidi pupuk ZA yang nantinya akan dicabut pemerintah. Walau tidak banyak setidaknya kan bisa meringankan," pintanya.
Ia melanjutkan, petani akan sejahtera bila hasil jerih payah mereka juga dihargai setimpal.
"Patani itu kepanjangan dari penopang tatanan Negara Indonesia," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Iwan Setiawan |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi