PROBOLINGGO, Suaraindonesia.co.id - Setiap orang butuh mendekatkan diri kepada Tuhan atas penghambaan diri sebagai mahkluk ciptaan-Nya.
Perilaku religiositas itu juga dilakukan para tahanan di balik jeruji besi Polres Probolinggo Kota.
Plt. Kasi Humas Polres Probolinggo Kota, Iptu Zainullah berbagi cerita kehidupan religi para tahanan bersama dirinya.
Zainullah mengungkapkan, sesekali pada kesempatan tertentu ia mengajak serta para tahanan melakukan salat berjamaah dan berdzikir.
Hal itu ia lakukan saat tidak sedang menjadi imam salat di Masjid Amanullah Polres Probolinggo Kota.
"Biasanya saat Salat Subuh saya berjamaah dengan para tahanan. Itu dilakukan jika saya tidak menjadi imam salat di masjid atau kalau ada imam pengganti," ungkapnya, Selasa (21/02/2023).
Menurut Zainullah, dalam kondisi dan situasi apapun harus tetap melakukan ibadah. Meski pun dengan pakaian yang ada karena dalam sel tahanan ada SOP dan prosedur yang wajib dipatuhi.
"Ya meski pun hanya pakai celana pendek dan kaos, tetap kami ajak salat dan berdzikir. Karena ketentuan aturan di dalam sel tahanan tak boleh ada sarung atau celana panjang," terang Zainullah.
Larangan adanya sarung dan celana panjang dalam sel tahanan bukan tanpa alasan.
Hal itu karena banyak kejadian di berbagai daerah, kedua benda tersebut sering dijadikan alat melarikan diri atau bahkan untuk bunuh diri para tahanan.
"Ya memang begitu aturannya, tidak boleh bawa sarung dan celana panjang. Karena sering dipakai untuk melarikan diri dan juga bunuh diri. Allah maha mengetahui, maha pengampun dan pemurah. Saya yakin ada pengecualian terkait ini," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi