SUARA INDONESIA PROBOLINGGO

Butuh Perhatian! Yatim-piatu di Probolinggo Alami Gizi Buruk Hingga Lumpuh

Lutfi Hidayat - 25 February 2022 | 09:02 - Dibaca 11.54k kali
Kesehatan Butuh Perhatian! Yatim-piatu di Probolinggo Alami Gizi Buruk Hingga Lumpuh
Ditemani neneknya, bocah 7 tahun, Rifka Dina Aulia penderita gizi buruk hanya terbaring di tempat tidur

BESUK - Nasib Rifka Dina Aulia (7) warga Dusun Krajan RT. 10/RW. 03 Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo tak seberuntung anak lain seusianya.

Jika bocah seusianya sedang asik bermain dengan teman sebayanya, Dina panggilan bocah itu hanya berbaring di tempat tidurnya.

Setiap hari Dina berbaring di ranjang bambu ditemani neneknya, Suto Sari (69), sesekali Dina digendong neneknya lantaran tak bisa berdiri untuk berjalan.

Dina tinggal di rumah sederhana semi permanen berdinding kayu lapuk tanpa plafon.

"Sejak lahir sudah tidak normal kondisinya. Lahirnya prematur beratnya hanya 1,1 kilogram, sehingga kondisinya seperti ini sekarang. Tidak bisa jalan setiap harinya hanya minum susu saja," ungkap Salehuddin, paman Dina, Kamis (24/02/2022).

Dina mengalami gizi buruk sehingga memperlambat pertumbuhannya, deritanya pun bertambah saat 4 tahun lalu kedua orangtuanya memutuskan bercerai.

Tak sampai di situ, sejak 8 bulan lalu Dina menjadi yatim/piatu setelah ibunya, Babur Rahma meninggal dunia yang kemudian disusul ayahnya, Hasan dua bulan kemudian, sejak saat itu Dina diasuh oleh paman dan neneknya.

"Bapak kandung Dina namanya Hasan, asal Desa Betek Taman, Kecamatan Gading, juga sudah meninggal dunia, Ia meninggal dunia setelah pisah (cerai) dengan adik saya. Belum genap setahun lalu adik saya meninggal," kata Salehuddin.

Sejak saat itu perawatan dan kesehatan Dina semakin memprihatinkan, kondisi ekonomi membuat biaya pengobatan Dina tak tercukupi karena untuk biaya makan sehari-hari saja kesulitan.

"Sebenarnya ada Kartu Indonesia Sehat (KIS), tapi tidak bisa dipakai karena kami tidak tahu cara mengurusnya. Jadi untuk perawatan Dina hanya sebatas di bidan desa saja atau di Puskesmas Besuk," tutur Salehuddin.


Sekretaris Desa (Sekdes) Sindetlami, Jamaluddin mengatakan Dina sejatinya sudah dapat masuk dalam program bantuan bagi disabilitas dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Biasanya, bantuan dicairkan setiap 3 bulan sekali.

"Satu bulan 300 ribu rupiah, tapi dicairkan 3 bulan sekali jadi 900 ribu rupiah. Untuk tahun 2022 masih belum dapat karena belum genap 3 bulan, bantuan diserahkan secara tunai kepada yang bersangkutan," jelasnya.

Selain bantuan tersebut, sambungnya Pemerintah Desa Sindetlami melalui bidan desa sering memantau kondisi kesehatan Dina sambil memberikan arahan terkait pola makan.

"Kami dari pihak desa sebenarnya sudah berusaha untuk kesembuhan, tapi tetap kendala utama adalah ekonomi," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya