SUARA INDONESIA PROBOLINGGO

Refleksi Hari Santri Nasional, Santri Pencetus Gagasan dalam Kehidupan Berbangsa Bernegara

Lutfi Hidayat - 22 October 2021 | 13:10 - Dibaca 312 kali
Komunitas Refleksi Hari Santri Nasional, Santri Pencetus Gagasan dalam Kehidupan Berbangsa Bernegara
Anggota Komisioner KPUD dan Bawaslu Kabupaten Probolinggo, Ali Wafa (kanan) dan Rifqohul Ibad (kiri), santri pejabat publik

PROBOLINGGO - Peran santri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terus unggul hampir di sejumlah bidang.

Hal itu dibuktikan dengan semakin banyaknya santri pondok pesantren mengisi ruang-ruang publik sejak masa awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Momentum Hari Santri Nasional tahun 2021 yang bertemakan 'Santri Siaga Jiwa Raga' Bertumbuh, Berdaya, Berkarya direfleksikan anggota KPU Kabupaen Probolinggo, Ali wafa sebagai pembuktian bahwa santri selalu siap menempati posisi strategis dalam pembangunan bangsa.

Santri alumni Ponpes Nurul Jadid Paiton tahun 2006 ini, kini menjabat sebagai komisioner KPU Kabupaten Probolinggo Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM (Sosdiklih Parmas dan SDM) Periode 2019-2024.

Menurutnya santri tidak lagi hanya sebatas pembaca kitab suci melainkan sebagai pencetus ide dan gagasan dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

Iklim peran strategis santri di setiap sektor kehidupan itu, lanjut Ali Wafa dibuka secara terbuka saat KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur) terpilih sebagai Presiden RI keempat tahun 2009.

Sejak masa itu semakin banyak santri yang meneguhkan perannya dengan tetap membawa agamanya dalam pembangunan bangsa dan negara.

"Sejak di pesantren santri sudah dibiasakan dengan kehidupan sederhana dan siap menghadapi tekanan. Santri juga dibentuk mewariskan sikap nabi yang siddiq, amanah, fathonah dan tablihg melalui keteladanan parai kiai," kata Ali Wafa kepada suaraindonesia, Jumat (22/10/2021).

Dengan bekal didikan kehidupan sederhana dan meneladani Rasulullah seperti yang diajarkan para kiai, maka santri akan lebih memiliki integritas dan kapabilitas dalam menjalankan tugas sebagai pejabat publik.

"Tugas pokok santri itu menurut saya hanya dua, pertama mendalami keilmuan dan profesinya secara detil dan profesional. Kedua mengabdikan diri untuk masyarakat dan negara," pungkasnya.

Sementara santri alumni Ponpes Zainul Hasan Genggong, Rifqohul Ibad yang menjabat anggota Bawaslu Kabupaten Probolinggo Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga (PHL), mengatakan sudah selayaknya santri siap mengorbankan jiwa dan raganya untuk negeri tercinta sebagaimana para ulama & santri terdahulu mengorbankan segenap jiwa dan raganya demi kemerdekaan bangsa.

Semua itu bisa dikonfigurasi dengan mendedikasikan diri untuk kemajuan bangsa sesuai dengan kompetensi masing-masing. 

"Santri tidak boleh minder, dengan berbekal pengetahuan serta mengamalkan ilmu yang didapat dari pendidikan pesantren santri harus menunjukkan bahwa mereka mampu & pantas mengisi posisi strategis dalam pemerintahan, tentunya harus sesuai dengan kompetensi, basic dan skill yg merekaa punya," ungkapnya.

Kedua santri alumni pondok pesantren terbesar di Probolinggo itu mengajak seluruh santri untuk selalu berperan aktif dan meneguhkan perannya di masyarakat seperti yang telah dilakukan oleh para pendiri bangsa dari kalangan ulama dan pesantren.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya