SUARA INDONESIA PROBOLINGGO

Sempat Membaik, Pasien Difteri di Probolinggo Meninggal Dunia

Lutfi Hidayat - 10 March 2022 | 14:03 - Dibaca 1.84k kali
Kesehatan Sempat Membaik, Pasien Difteri di Probolinggo Meninggal Dunia
Mendiang Salsabella (7) pasien anak pengidap Difteri saat mendapat perawatam intensif tim medis

PROBOLINGGO - Pasien anak pengidap Difteri, Salsabella (7) warga Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo akhirnya meninggal dunia, Kamis (10/03/2022).

Kabar meninggalnya pasien Difteri tersebut diterima pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo saat sedang melakukan upaya pencegahan penyebaran Difteri di Pulau Gili Ketapang.

Salsabella mendapat perawatan medis selama 10 hari di RSUD dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo, dalam 3 hari terakhir kondisi pasien secara fisik membaik dan berangsur pulih hingga akhirnya dikabarkan meninggal dunia.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, dr. Shodiq Tjahjono mengatakan kabar meninggalnya pasien Difteri warga Desa Gili Ketapang mengejutkan dirinya, sebab perkembangan beberapa hari terakhir kondisinya membaik. 

"Saya juga turut prihatin, tadi kita pada saat sampai di sini (Pulau Gili Ketapang-red) naik ke dermaga kita mendengar kabar bahwa Salsabella ini meninggal dunia. Ini mengejutkan kami karena menurut tim dokter kemarin perkembangannya membaik," ungkapnya.

Menurutnya ada 2 hal yang berbahaya dari Difteri, pertama kematian mendadak karena terjadinya buntu jalan nafas, kedua karena terjadi kegagalan organ tubuh akibat penyebaran racun dari bakteri Difteri.

"Nah yang bahaya lagi, mungkin ini bisa kita atasi tapi racun yang dihasilkan oleh kuman (bakteri-red) ini menyebar ke seluruh tubuh sehingga terjadi kegagalan-kegagalan pada organ tubuh. Kelihatan baik tapi terjadi kegagalan organ, itulah yang bahaya," jelasnya.

Pasca ditemukannya 1 kasus Difteri tersebut, Dinkes Kabupaten Probolinggo langsung melakulan upaya pencegahan penyebaran di sekitar lingkungan pasien.


Dinkes Probolinggo melakukan Outbreak Response Immunazation (ORI) agar penyebaran bakteri Corynebacterium Diphteriae dapat dikendalikan.

Imunisasi Difteri itu diberikan kepada anak usia 2 bulan sampai 7 tahun sebanyak 3 kali tanpa melihat riwayat imunisasi sebelumnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya