PROBOLINGGO, Suaraindonesia.co.id - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan konservasi Gunung Bromo tidak hanya mengancam keberadaan flora dan fauna. Tapi juga mengakibatkan terputusnya saluran air bersih ke 5 desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Warga di 5 desa itu pun kesulitan mendapat air bersih, hingga terpaksa harus mengambil air di tandon – tandon milik desa yang persediaannya juga sudah semakin menipis.
Saat Padang Savana kawasan konservasi Gunung Bromo terbakar, di bawah rerumputan tersebut terdapat saluran pipa air yang mengalir dari sumber mata air Widodaren ke sejumlah desa sekitar. Lokasi sumber mata air itu berada di lembah Watangan atau bukit Teletubbies Gunung Bromo.
Akibat kebakaran tersebut, jaringan pipa yang melintang dari sumber mata air Widodaren meleleh dan tidak bisa mengalirkan air bersih ke sejumlah desa di lereng Gunung Bromo.
Lima desa yang mengalami krisis air bersih akibat kebakaran tersebut yakni Desa Ngadirejo, Desa Wonokerto, Desa Jetak, Desa Wonotoro dan Desa Ngadisari di Kecamatan Sukapura.
Saat ini, untuk sementara waktu warga terpaksa menggunakan air yang tersisa di tandon-tandon milik desa dengan volume air yang juga semakin menipis. Jika air tersebut habis, warga terpaksa harus membeli air bersih seharga Rp.125.000 untuk satu tangki air.
Seorang warga Desa Wonotoro Cucun Yulinda mengatakan, sejak bukit Teletubbies Bromo terbakar pasokan air bersih dari sumber mata air Widodaren sudah tidak bisa mengalir ke rumahnya. Ia pun terpaksa mengambil air di tandon - tandon milik desa yang masih tersisa.
“Habis mas air di rumah. Sejak kebakaran di bukit Teletubbies itu, pipanya mungkin meleleh ya kena api. Sekarang ambil airnya di sini, tapi juga sudah tinggal sedikit,” ungkapnya, Kamis (14/09/2023).
Sementara itu, Kepala Desa Wonotoro Sarwo Selamet mengatakan, kebakaran buit Teletubbies sangat berdampak kepada warga di lima desa. Padahal saat ini ketersediaan air di desa – desa juga sangat tipis.
“Tidak hanya Desa Wonotoro yang terdampak, desa-desa lain juga sama. Dampak kebakaran ini sangat luar biasa, sumber mata air yang selama ini kami gunakan terputus,” terangnya.
Pipa saluran air beraih yang rusak akibat kebakaran diperkirakan sepanjang 2 kiloneter, untuk perbaikan saluran dibutuhkan pipa sekitar 300 lonjor dengan ukuran diameter 2,5 inchi. Kejadian tersebut sudah dilaporkan ke BPBD setempat, namun hingga kini masih belum terealisasi.
Warga berharap segera ada bantuan dari pemerintah seperti droping air bersih dan perbaikan saluran pipa yang baru. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Yuni Amalia |
Komentar & Reaksi