PROBOLINGGO - Tingginya animo masyarakat di berbagai daerah di Jawa Timur mempercayakan anak-anaknya mengenyam pendidikan di madrasah, mewarnai sejumlah pemberitaan media beberapa waktu lalu.
Seperti di beberapa lembaga pendidikan di Kabupaten Probolinggo, terjadi perbedaan jumlah siswa baru yang mendaftar di sekolah dasar negeri dan madrasah ibtida'iyah swasta.
Di Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan jumlah siswa baru yang masuk SD negeri hanya berjumlah 5 orang, sedangkan yang mendaftar ke madrasah berjumlah 14 orang dalam satu desa, padahal di desa tersebut terdapat 2 madrasah yang jaraknya berdekatan.
Pengelola Yayasan Raudlatul Muta'allimin Desa Opo-opo, Khalilurrahman mengatakan pihaknya melakukan pendekatan dan turun langsung ke masyarakat dalam memberikan pelayanan pendidikan.
Sehingga muncul kepercayaan masyarakat terhadap madrasah untuk mendaftarkan pendidikan putra-putri mereka.
"Siswa baru tahun ini ada 14 siswa. Jumlah ini turun dari tahun kemarin yang berjumlah 20 siswa," ungkapnya, Sabtu (23/07/2022).
Pengasuh Ponpes Nurul Hasan itu mengatakan tak ada persaingan antara SD negeri dan madrasah dalam kuantitas siswa, masyarakat berhak memilih. Tugas pengelola lembaga pendidikan adalah memperbaiki kualitas serta fasilitas sekolah itu sendiri.
"Kita hanya berusaha melengkapi fasilitas sehingga siswa bisa belajar dengan nyaman," jelasnya.
Ilyasin, warga setempat mengatakan ia lebih memilih menyekolahkan kedua anaknya ke madrasah karena porsi pembelajaran agama di madrasah lebih banyak dibanding di SD negeri.
"Selain itu, saya juga ingin nyambung barokah ke guru, saya alumni madrasah," ujarnya.
Kasi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemenag Kabupaten Probolinggo, M. Barzan Ahmadi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat atas kepercayaan terhadap pendidikan madrasah.
Namun disamping tingginya minat pendidikan madrasah secara kuantitas tersebut, harus diimbangi dengan kualitas siswa madrasah di berbagai bidang.
hal tersebut menjadi tantangan pengelola madrasah dan kemenag untuk bersama-sama mengembangkan mutu dan kualitas madrasah agar lebih baik.
"Ada lebih dari seribu madrasah MI, MTs dan MA di Kabupaten Probolinggo. Hanya dua MI Negeri, selebihnya swasta yang dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat," ungkapnya.
Kemenag, lanjut Barzan akan senantiasa hadir, menjalin komunikasi dan mendampingi seluruh pengelola pendidikan madrasah dalam mengembangkan pendidikan madrasah.
"Apa gunanya kuantitas siswa yang banyak, jika tidak diimbangi dengan kualitas dan mutu. Ini menjadi tantangan kita bersama," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Iwan Setiawan |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi