SUARA INDONESIA PROBOLINGGO

Kajian FKPAI Kemenag Probolinggo, Tugas Penyuluh Agama Semakin Kompleks

Lutfi Hidayat - 01 March 2022 | 10:03 - Dibaca 390 kali
Pendidikan Kajian FKPAI Kemenag Probolinggo, Tugas Penyuluh Agama Semakin Kompleks
Kajian perdana FKPAI Kemenag wilayah kerja Probolinggo barat di KUA Sumberasih

SUMBERASIH - Kajian Agama Islam Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo kembali diintensifkan.

Kajian tersebut membahas delapan bidang garapan meliputi keluarga sakinah, Narkoba dan HIV/Aids, produk halal, zakat, waqaf, kerukunan umat beragama, pengentasan buta aksara Al-Qur'an serta radikalisme-terorisme dan aliran sempalan.

Ketua FKPAI Kabupaten Probolinggo, M. Mahin mengatakan di awal masa pandemi Covid-19, kajian penyuluh agama rutin digelar setiap bulan, kemudian sempat terhenti sementara akibat pembatasan sosial.

Guna maksimalisasi program tersebut, saat ini kembali digelar per-wilayah kerja (wilker) barat, tengah dan timur.

Seperti digelar FKPAI wilker barat Kabupaten Probolinggo di KUA Sumberasih yang membawahi delapan kecamatan, Selasa (01/03/2022) pagi.

"Sebelumnya, saat awal pandemi kajian ada delapan kali dalam sebulan. Saat ini diubah menjadi per-wilayah kerja agar kajian lebih maksimal dan merata pada seluruh bidang," ungkapnya.

Kajian per-wilayah kerja ini bertujuan memaksimalkan kinerja Penyuluh Agama Islam. "Sebab masyarakat tahunya kita adalah penyuluh agama. Jadi seluruh persoalan di masyarakat seputar keagamaan dan urusan administrasi KUA akan bertanya kepada kita," imbuhnya.


Kepala KUA Sumberasih, Suhadak menyebut penyuluh agama itu Da'i di masyarakat. Kehadiran penyuluh sangat membantu kinerja KUA dalam memberikan bimbingan keagamaan kepada masyarakat

Hari ini, lanjut Suhadak kondisi masyarakat cukup prihatin, karena saat ini berhadapan dengan radikalisme-terorisme. 

"Dan itu dialamatkan kepada kita (Islam). Nah tugas kita harus selalu update dalam menyikapi dan memberikan bimbingan kepada masyarakat terhadap masalah ini," ungkapnya.

Kedua, sambungnya peredaran narkoba dalam 1 tahun bisa mencapai 250 ton yang dipasok ke Indonesia yang bertujuan melemahkan dan merusak generasi penerus bangsa.

Selain dua persoalan tersebut masyarakat juga dihadapkan pada perceraian utamanya selama masa pandemi Covid-19.

"Kita punya bimbingan perkawinan (BINWIN) tapi itu tidak maksimal, karena hanya dilakukan dua hari bagi calon pengantin. Sedangkan permasalahan keluarga itu bisa datang setiap waktu yang perlu mendapat bimbingan dari penyuluh agama," pungkasnya 



» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya