PROBOLINGGO - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak yang mewabah di Kabupaten Probolinggo beberapa waktu terakhir akibatkan omset KUD Argopuro Krucil turun drastis.
Pengurus bidang usaha KUD Argopuro Suloso, mnyebutkan sejak terdampak Sabtu (14/05/2022) lalu, total penurunan omset KUD Argopuro turun hingga Rp. 827 juta.
Hal ini disebabkan turunnya jumlah produksi susu dari ternak binaan KUD Argopuro.
"Sebelum ada wabah ini, setiap hari KUD Argopuro bisa produksi 40 ton susu. Sekarang hanya bisa produksi 32 ton. Jadi turun 8 ton dari jumlah semula," ungkapnya kepada suaraindonesia.co.id Jumat, (03/06/2022).
Jumlah sapi perah binaan KUD Argopuro yang terdampak wabah PMK sejak Sabtu (14/05/2022) sampai Rabu (01/06/2022) sebanyak 313 ekor dan yang mati 13 ekor dari jumlah total ternak sebanyak 7.375 ekor.
"Dalam dua hari kemarin, jumlah yang terdampak bertambah 84 ekor dan yang mati tambah 2 ekor," imbuh Suloso.
Ia berharap masalah ini bisa segera teratasi karena wabah tersebut sangat berdampak terutama kepada para peternak sapi di Kecamatan Krucil yang menggantungkan hidupnya pada sapi perah ini.
"Penyakit ini prosentase kematiannya memang tidak besar. Yakni berkisar 5 sampai 10 persen. Tapi yang jadi masalah adalah tingginya potensi penyebaran virus ini. 80 hingga 100 persen," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Iwan Setiawan |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi