PROBOLINGGO - Sebanyak 30 orang dari unsur UMKM terdampak Covid-19 di Kabupaten Probolinggo, mendapatkan pelatihan kewirausahaan dan keterampilan decoupage dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur melalui UPT Pelatihan Koperasi dan UKM bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo, di aula KPRI Prastiwi Kabupaten Probolinggo, Kamis hingga Sabtu (5-7/11/2020).
Pelatihan yang dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo, Anung Widiarto ini dihadiri oleh Kasi Pengembangan UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Doni Handoko Retrianto serta narasumber dari CV. Decoupage Malang dan widyaiswara dari UPT Pelatihan Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur.
Motivasi usaha bagi UMKM ini diikuti oleh puluhan UMKM dengan tetap menerapkan protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, pengukuran suhu tubuh, menjaga jarak aman serta tidak kontak fisik.
Selama kegiatan, para pelaku UMKM di Kabupaten Probolinggo ini mendapatkan motivasi usaha dari narasumber CV. Decoupage Malang dan widyaiswara dari UPT Pelatihan Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur.
Kasi Pengembangan UPT Pelatihan Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Doni Handoko Retrianto mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan terutama jiwa kewirausahaan beserta pelatihan serta keterampilan bagi pelaku usaha mikro.
“Harapannya melalui kegiatan ini peserta bisa timbul jiwa wirausahanya yang harus survive di kondisi apapun serta mereka juga memiliki keterampilan fisik untuk bisa menambah pendapatan dan mempunyai keterampilan dalam pembukuan menggunakan aplikasi,” harapnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo, Anung Widiarto mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini, UMKM adalah unsur pelaku ekonomi yang merasakan dampak langsung dari kebijakan pemerintah.
Untuk itu berbagai langkah dan kebijakan telah diambil oleh pemerintah pusat dan daerah.
“Keberpihakan pemerintah terhadap UMKM diwujudkan dalam kebijakan strategis melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Banpres produktif usaha mikro (BPUM), yang merupakan stimulan bagi pelaku usaha mikro diharapkan dapat menjadi pemacu bagi pelaku usaha mikro untuk dapat bertahan dengan usahanya,” jelasnya.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah mengusulkan 40.000 pelaku usaha mikro Kabupaten Probolinggo menjadi calon penerima BPUM.
Puluhan ribu pelaku UMKM itu masih akan melalui proses seleksi dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.
“Selanjutnya sebagai upaya untuk terus memperjuangkan daya saing dan kebersinambungan usaha bagi pelaku usaha mikro, Pemerintah Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meningkatkan market bagi pelaku usaha mikro melalui bisnis online (marketplace). Jiwa entrrepeneur (kewirausahaan), juga terus dibangun bagi pelaku usaha mikro dengan pemberian motivasi, untuk membangun semangat dan daya juang serta inovasi bagi pelaku usaha mikro menghadapi pandemi Covid-19,” tandas Anung.
Lebih lanjut Anung menerangkan pandemi Covid-19, berhasil membangun karakter inovatif dan saya saing kompetitif yang kuat bagi banyak pelaku usaha mikro, karena dipaksa oleh keadaan( the power off kepepet).
Sebagian besar pelaku usaha, saat ini telah memanfaatkan marketshare (pangsa pasar) berbasis jejaring/media sosial maupun marketplace yang kesemuanya dilakukan untuk menjaga kebersinambungan usahanya.
“Tanpa disadari bersama, bahwa inilah proses bisnis dunia usaha. Proses transformasi menuju digitalisasi, internet off thing (iot) dan application programming interface (api) sebagai kemujudan revolusi industri 4.0,” tegasnya.
Terobosan-terobosan yang sudah dilakukan sebelum pandemi COVID-19 yaitu, telah diresmikan Rumah UMKM yang berfungsi sebagai rumah pamer produk UMKM se-Kabupaten Probolinggo.
Selain itu juga merupakan sarana tempat bertemunya para UMKM dengan pembeli/distributor serta sebagai sarana tempat pelatihan bagi UMKM.
Terobosan lain yang masih dalam proses adalah membuat Katalog Produk Unggulan yang nantinya dapat digunakan sebagai media promosi dan database UMKM yang bisa dengan mudah diketahui produk-produk unggulan dan daerah kecamatan asal produk, serta aplikasi platform seperti Buka Lapak yang akan dianggarkan di tahun depan untuk mempermudah para UMKM dalam pemasaran.
Proses transformasi digital saat ini telah berhasil membangun integrasi berbagai aspek dalam dunia usaha, dalam 1 (satu) aplikasi yang dapat kendalikan hanya dengan jempol (ibu jari) one touch, one transaction serta mewujudkan efisiensi dalam aspek distribusidan pemasaran dunia usaha, khususnya pelaku usaha mikro.
“Undang-undang Cipta Kerja yang baru saja disahkan mengamanatkan banyak dukungan dan keberpihakan pemerintah bagi pelaku usaha mikro termasuk koperasi. Koperasi dan UMKM adalah pilar kekuatan ekonomi nasional berbasis kerakyatan,” terangnya.
Dengan demikian, sambung Anung kini saatnya mengubah paradigma dalam dunia koperasi di Kabupaten Probolinggo untuk mewujudkan koperasi menjadi badan usaha yang modern, berkualitas serta berdaya saing.
“Membangun mindset cooperative entrepreneur, membangun usaha koperasi dengan jiwa kewirausahaan yang handal. UMKM menjadi kuat dalam koperasi dan koperasi kuat dengan anggota UMKM,” pungkasnya. (Sony Wahyu Wirawan/Diskominfo, Statistik dan Persandian Kabupaten Probolinggo/LH/**)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi